Kamis, 30 September 2010

'Idul Adha

MEMAKNAI 'IDUL ADHA

Berawal Dari Kisah Nabi Ibrahim 'Alaihissalam.
1. Pengantar Singkat Dari Beberapa Ayat Al-Quran:
Nabi Ibrahim as mendapatkan tempat khusus di sisi Allah SWT. Ibrahim termasuk salah satu nabi ulul azmi di antara lima nabi di mana Allah SWT mengambil dari mereka satu perjanjian yang berat. Kelima nabi itu adalah Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Isa, dan Nabi Muhammad saw—sesuai dengan urutan diutusnya mereka. Ibrahim adalah seorang nabi yang diuji oleh Allah SWT dengan ujian yang jelas. Yaitu ujian di atas kemampuan manusia biasa. Meskipun menghadapi ujian dan tantangan yang berat, Nabi Ibrahim tetap menunjukkan sebagai seorang hamba yang menepati janjinya dan selalu menunjukan sikap terpuji.

Allah SWT berfirman:
وَإِبْرَاهِيمَ الَّذِي وَفَّى
"Dan Ibrahim yang selalu menyempurnakan janji. " (QS. an-Najm: 37)

Allah SWT menghormati Ibrahim dengan penghormatan yang khusus. Allah SWT menjadikan agamanya sebagai agama tauhid yang murni dan suci dari berbagai kotoran, dan Dia menjadikan akal sebagai alat penting dalam menilai kebenaran bagi orang-orang yang mengikuti agama-Nya.

Allah SWT berfirman:
وَمَنْ يَرْغَبُ عَنْ مِلَّةِ إِبْرَاهِيمَ إِلا مَنْ سَفِهَ نَفْسَهُ وَلَقَدِ اصْطَفَيْنَاهُ فِي الدُّنْيَا وَإِنَّهُ فِي الآخِرَةِ لَمِنَ الصَّالِحِينَ

"Dan tidak ada yang benci kepada agama Ibrahim, melainkan orang yang memperbodoh dirinya sendiri, dan sungguh Kami telah memilihnya di dunia dan sesungguhnya dia di akhirat benar-benar termasuk orang-orang yang saleh" (QS.Al-Baqarah : 130)

Allah SWT memuji Ibrahim dalam flrman-Nya:
إِنَّ إِبْرَاهِيمَ كَانَ أُمَّةً قَانِتًا لِلَّهِ حَنِيفًا وَلَمْ يَكُ مِنَ الْمُشْرِكِينَ
"Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif. Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan (Tuhan). " (QS. an-Nahl: 120)

Allah SWT berfirman:
إِنَّ إِبْرَاهِيمَ لَحَلِيمٌ أَوَّاهٌ مُنِيبٌ
"Sesungguhnya Ibrahim itu benar-benar seorang yang penyantun lagi penghiba dan suka kembali kepada Allah." (QS. Hud: 75)

2. Kisah Singkat Penyembelihan Nabi Isma'il
Nabi Ibrahim hidup di bumi Allah SWT dengan selalu menyembah-Nya, bertasbih, dan menyucikan-Nya. Kita tidak mengetahui, berapajauh jarak yang ditempuh Nabi Ibrahim dalam perjalanannya. Beliau adalah seorang musafir di jalan Allah SWT. Seorang musafir di jalan Allah SWT menyadari bahwa hari-hari di muka bumi sangat cepat berlalu,

Kisah tentang penyembelihan Nabi Ibrahim AS atas Nabi Ismail AS, yang kemudian diganti oleh Allah SWT seekor kambing, telah dijelaskan oleh Allah SWT dalam Al-Qur'an, tepatnya surat Ash-Shaffat, ayat 99-113.

Adalah mimpi Nabi Ibrahim AS yang menerangkan beliau menyembelih putranya, Ismail AS. Dalam Qur'an dijelaskan:

"Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata:"Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu.Maka fikirkanlah apa pendapatmu!"

Ismail AS. menjawab:

"Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar". (QS. 37:102)

Bahwasanya mimpi seorang nabi merupakan wahyu, sehingga Nabi Ibrahim AS pun melakukan wahyu yang memerintahkan penyembelihan itu.

"Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya)". (QS. 37:103)

Nabi Ibrahim AS telah melaksanakan perintah dalam mimpi itu tanpa keraguan, maka Allah SWT pun berfirman :

"Dan Kami panggillah dia:"Hai Ibrahim", (QS. 37:104).

"...sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu", sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik". (QS. 37:105)

Allah menerangkan itu semua, dan menyatakan :

"Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata". (QS. 37:106).

Lalu, Allah SWT mengganti penyembelihan Ismail AS itu dengan firman-Nya,

"Dan Kami tebus anak itu dengan dengan seekor sembelihan yang besar". (QS. 37:107).

Para ulama sepakat bahwa yang dimaksud dengan "Sembelihan Yang Besar" adalah "KAMBING"/"DOMBA".

3. Memaknai 'Idul Adha
Dari kisah yang diceritakan oleh Allah SWT. diatas, kita mestinya merenung bahwa Nabi Ibrahim as. saja seorang nabi mau mengorbankan seorang putranya yang menjadi belahan jiwanya, kenapa kita tidak bisa mengorbankan sebagian harta kita dijalan Allah SWT.

Allah telah mengingatkan kita dalam firman-Nya dalam surat Al-Kautsar Ayat 1-3:

Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. (QS. Al-Kautsar : 1)
Maka dirikanlah salat karena Tuhanmu dan berkorbanlah. (QS. Al-Kautsar : 2)
Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus.(QS. Al-Kautsar : 3)
ِ

Dalam hal ini kita bisa memaknai bahwa 'Idul Adha sebagai berikut:

>. Sholat
Seorang hamba yang taat dan selalu menghambakan diri kepada-Nya, mereka melaksanaka sholat, baik sholat yang 5 waktu sehari semalam, termasuk sholat 'Idul Adha, berarti mereka telah mensyukuri segala pemberian-Nya
>. Berkurban
Banyaknya nikmat serta rahmat yang diberikan kepada kita dimuka bumi ini terkadang kita lupa terhadap orang yang memberi tersebut.
Berkaitan dengan kisah Nabi Ibrahim as. sebagaimana telah dikisahkan diatas, bertepatan pada Tanggal 10 Dzulhijjah (menurut para Ulama), kita dianjurkan mengenang dan berkurban sebagian harta kita sebagai pemberian Allah SWT. kepada kita.
>. Kasih Sayang
Sesuai dengan ayat yang tersebut dalam surat ash-shaffat : 107 diatas, bahwa Allah saja tidak rela manusia itu membunuh sesama mereka walaupun telah menjadi perintah dari-Nya. Allah SWT. menggantikan penyembelihan Ismail as. dengan seekor kambing/domba.
Maka dalam hal ini, mengapa kita manusia disaat ini tega saling membunuh diantara kita?...
Kerusuhan dan peperangan termasuk teror dimana-mana yang hanya memakan korban jiwa manusia yang tak berdosa sangat marak kita lihat.

Akankah manusia itu menyadari ini semua?....
Semoga negara kita yang kita cintai ini menjadi negara yang damai, aman, makmur serta menjadi Baldatun Tayyibatun wa Rabbul Ghafur. Amin....

Mahyuddin Al-Amir
mahyuamir@yahoo.co.id